Pneumonia
Definisi
Etiologi
Kuman penyebab Pneumonia dapat diketahui melalui hasil penelitian tentang pola kuman di suatu tempat bisa juga melalui hasil kultur dari dahak pasien. Selain itu pneumonia juga dapat diklasifikan menjadi beberpa yaitu Pneumonia komunitas, Hospital-Acquired Pneuonia, Health Care Associated Pneumonia dan Ventilator Associated Pneumonia.
Pada pneumonia komunitas biasanya disebabkan oleh bakteri gram positif, namun di Indonesia menunjukan bahwa paling sering justru gram negatif yaitu klebsiella. hal ini menunjukan adanya perubahan pola kuman pada pneumonia komunitas di indonesia mungkin salah satu penyebabnya adalah penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Pemberian antibiotik yg ideal adalah berdasarkan kuman penyebab sehingga perlu dilakukan pemeriksaan spesimen untuk mendapatkan etiologi.
spesimen bisa didapatkan dari:
- Spesimen dahak langsung
- Spesimen aspirat trakeostomi dan pipa endotrakeal
- Pengambilan spesimen Bronchoalveolar Lavage ()BAL
Diagnosis
Dalam mendiagnosis Pneumonia melaui
1. Anamnesis: demam, batuk, berdahak, sesak, nyeri dada,
2. Pemriksaan Fisis:
3. Pemeriksaan Penunjang: Foto torak (infiltrat), Laboratorium (leukopeni, leukositosis)
Selain itu perlu dibedakan penyebab pneumonia dari bakteri atipik dan tipik. pneumonia atipik paling sering disebabkan oleh: Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, Legionella spp.
Tatalaksana
Sebelum melakukan tatalaksana kita perlu tau derajat keparahan penyakit karena nantinya tatalaksana bisa didasarkan dari derajat keparahan penyakit pneumonia itu sendiri.
Derajat Keparahan Penyakit Pneumonia
Dapat dilakukan melalui 2 tools yaitu:
1. CURB-65
2. PSI (Pneumonia Severity Index)
hasil dari tools tersebut nantinya akan menentukan apakah pasien dg pneumonia perlu rawat inap dirawat di ruang intensif atau biasa atau cukup rawat jalan.
Prognosis
Prognosis umumnya baik , namun tergantung pada faktor pasien, kuman dan penggunaan antibiotik. slein itu prognosis juga bisa dilihat dari nilai keparahan penyakit yang dilihat dari CURB-65 dan PSI.
Pencegahan
- Vaksinasi
- Berhenti merokok
- Menjaga kebersihan tangan, masker, etika batuk
Referensi
- Pedoman diagnosis & penatalaksanaan pneumonia komunitas di Indonesia.
Pneumonia : peradangan akut parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, parasit).
Peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme seperti karena bahan kimia, radiasi, aspirasi, obat-obatan dll disebut dengan pneumonitis.
Etiologi
Kuman penyebab Pneumonia dapat diketahui melalui hasil penelitian tentang pola kuman di suatu tempat bisa juga melalui hasil kultur dari dahak pasien. Selain itu pneumonia juga dapat diklasifikan menjadi beberpa yaitu Pneumonia komunitas, Hospital-Acquired Pneuonia, Health Care Associated Pneumonia dan Ventilator Associated Pneumonia.
Pada pneumonia komunitas biasanya disebabkan oleh bakteri gram positif, namun di Indonesia menunjukan bahwa paling sering justru gram negatif yaitu klebsiella. hal ini menunjukan adanya perubahan pola kuman pada pneumonia komunitas di indonesia mungkin salah satu penyebabnya adalah penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Pemberian antibiotik yg ideal adalah berdasarkan kuman penyebab sehingga perlu dilakukan pemeriksaan spesimen untuk mendapatkan etiologi.
spesimen bisa didapatkan dari:
- Spesimen dahak langsung
- Spesimen aspirat trakeostomi dan pipa endotrakeal
- Pengambilan spesimen Bronchoalveolar Lavage ()BAL
Diagnosis
Dalam mendiagnosis Pneumonia melaui
1. Anamnesis: demam, batuk, berdahak, sesak, nyeri dada,
2. Pemriksaan Fisis:
3. Pemeriksaan Penunjang: Foto torak (infiltrat), Laboratorium (leukopeni, leukositosis)
Selain itu perlu dibedakan penyebab pneumonia dari bakteri atipik dan tipik. pneumonia atipik paling sering disebabkan oleh: Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, Legionella spp.
Tatalaksana
Sebelum melakukan tatalaksana kita perlu tau derajat keparahan penyakit karena nantinya tatalaksana bisa didasarkan dari derajat keparahan penyakit pneumonia itu sendiri.
Derajat Keparahan Penyakit Pneumonia
Dapat dilakukan melalui 2 tools yaitu:
1. CURB-65
2. PSI (Pneumonia Severity Index)
hasil dari tools tersebut nantinya akan menentukan apakah pasien dg pneumonia perlu rawat inap dirawat di ruang intensif atau biasa atau cukup rawat jalan.
CURB-65
C: Confusion yaitu tingkat kesadaran
ditentukan dari uji mental. Terdapat 10 pertanyaan, setiap pertanyaan benar
mendapat nilai 1;
-jawaban benar ≤8 (confusion) maka
skor 1,
-jawaban benar <8 (condusion)
maka skor 0
U: Urea dengan pemeriksaan BUN (Blood
urea nitrogen) pemeriksaan ini terbatas jadi alternatif
lain bisa menggunakan pemeriksaan ureum dengan dikonversikan nilai ureum dengan
membagi 2,14.
-Urea > 19 maka skor 1
-Urea ≤19 maka skor 0.
R: Respirtory rate atau frekuensi nafas.
-RR > 30x/ menit skor 1
-RR ≤30 x/ menit skor 0
B: blood presure /
tekanan darah
-<90/60 mmHg skor 1
-≤90/60 mmHg skor 0
65: umur lebih dari sama dengan 65 tahun
-Umur ≥ 65 tahun skor 1
-Umur < 65 tahun skor 0
Interpretasi nilai Skor CURB-65
•Skor
0-1 : risiko kematian rendah, pasien dapat berobat jalan
•Skor
2 : risiko kematian sedng, dapat dipertimbangkan untuk dirawat
•Skor
> 3: risiko kematian tinggi dan dirawat harus ditatalaksana sebagai
pneumonia berat
•Skor
4 atau 5 : harus dipertimbangkan perawatan intensif
PSI
(Pneumonia Severity Index)
(Pneumonia Severity Index)
Dapat Dilakukan bila di RS dg
fasilitas lengkap.
Indikasi rawat inap pneumonia
komunitas dari skor PSI :
•Skor
PSI > 70
•Skor
PSI < 70, pasien tetap perlu dirawat bila dijumpai kriteria
Frekuensi nafas > 30 x/menit,
PaO2/FiO2 < 250 mmHg, foto torak menunjukan infiltrat multilobus, TD <
90/60 mmHg
•Pneumonia
pada pengguna NAPZA
Untuk tatalaksana empiris bisa dilihat pada "petunjuk terapi empiris untuk pneumonia komunitas menurut PDPI"
Prognosis umumnya baik , namun tergantung pada faktor pasien, kuman dan penggunaan antibiotik. slein itu prognosis juga bisa dilihat dari nilai keparahan penyakit yang dilihat dari CURB-65 dan PSI.
Pencegahan
- Vaksinasi
- Berhenti merokok
- Menjaga kebersihan tangan, masker, etika batuk
Referensi
- Pedoman diagnosis & penatalaksanaan pneumonia komunitas di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar