Diagnosis Kelainan Sistem Saraf
Untuk bisa menentukan suatu diagnosis pada gangguan sistem
saraf maka perlu dilakukan suatu pendekatan klinis gangguan Neurologis yang
terdiri dari anamnesia, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang.
Selanjutnya akan ditentukan diagnosis. Pada gangguan sistem saraf terdapat
beberapa diagnosis yang perlu ditentukan yaitu:
(1) Diagnosis Aspek Klinis, (2) Topis, (3) Etiologi, (4) Patologi
dan (5) Diagnosis Kerja
1 Diagnosis (Aspek) Klinis
Berisi semua gejala klinis yang ditemukan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisis.
Contoh: sakit kepala, riwayat penurunan kesadaran,
hemiparesis dextra, status epileptikus, dsb.
2 Diagnosis (Aspek)
Topis
Merupakan perkiraan lokasi lesi atau topis
paling mungkin berdasarkan temuan pada diagnosis klinis. Dugaan dibuat
berdasarkan pada neuroanatomi dan fisiologi
Contoh diagnosis (aspek) Topis: epidural di regio frontal
dextra, selaput meninges, parenkim otak, kapsula interna dextra, lobus temporal,
basal ganglia, dsb.
3 Diagnosis (Aspek)
Etiologis
Menganalisis proses patofisiologi yang mendasari kelainan sistem saraf yg
terlibat, yaitu proses yg berkontribusi menimbulkan gejala dan tanda klinis.
Contoh: lesi desak ruang akibat perdarahan epidural, infeksi
bakteri m tb, sumbatan trombus, peningkatan aktivitas listrik otak,
neurodegeneratif, dsb.
4 Diagnosis (Aspek) Patologi
Analisis diagnosis ini didasarkan pada gambaran PA, namun
karena pemeriksaan ini tidak memungkinkan maka diagnosis patologi dapat
berdasarkan pengetahuan secara teoritis/ bukti ilmiah.
Contoh diagnosis aspek patologi: Hematoma epidural,
peradangan selaput meninges, neuroma akustik, infark parenkim, sklerosis hipokampus,
dsb.
5 Diagnosis Kerja
Pada diagnosis kerja ini memuat gejala dan tanda klinis serta
nama penyakit.
Contoh diagnosis Kerja: Meningoesefalitis tb dengan
penurunan kesadaran; tumor CPA dengan disekuilibrium, nyeri kepala sekunder dan
tuli sensori neural; stroke iskemik/ epilepsi lobus temporal dengan status
epileptikus, dsb.
1 Anamnesis
A Gejala/ Keluhan
Gejala / Keluhan yang sering muncul pada gangguan neurologis
antara lain Nyeri kepala, penurunan kesadaran, Vertigo, Gangguan Fungsi
Kognitif, Tremor Gerakan involunter, kelemahan dan gangguan sensori pada
ekstremitas. Dari gejala tersebut selanjutnya dapat dilakukan pendekatan dan
bisa dipikirkan diagnosis diferensial yang berhubungan dengan keluhan utama.
Dari keluhan tersebut harus didapatkan 3 hal berikut:
- Onset, Durasi dan
perjalanan penyakit
Akut: Kelainan Vaskular (cerebrovaskular disease, stroke
iskemik/hemoragik, transient eschemic attack, ), Kejang
Subakut: reaksi inflamasi seperti meningitis, abses serebri,
sindrom guillain bare, neoplasma, degeneratif (demensia parkinson)
- Lesi Lokal/Difus (menyeluruh)
SSP bekerja secara simetris, bila terdapat asimetris dapat
dicurigai kelainan di saru sisi.
Defisit neurologi fokal (gejala karena kerusakan di suatu
area tertentu: diplopia)
Defisit neurologi Difus (kerusakan luas, difus, menyeluruh:
penurunan kesadaran, delirium, kejang umum nyeri kepala difus, sindrom
peningkatan TIK, demensia)
- Area yang terkena
Secara umum sistem saraf terbagi dalam 4 area kerja: Sistem saraf perifer, medula spinalis
intrakrania fossa posterior (termasuk batang otak) dan hemisfer serebri.
B Defisit Neurologis
Defisit neurologis
adalah istilah untuk suatu gejala/tanda akibat gangguan di sistem persarafan
baik sel otak hingga jarasnya dari
reseptor untuk sistem sensorik maupun ke target organ dalam sistem motorik dan
otonom.
2 Pemeriksaan Fisis
A Pemeriksaan Fisis Umum
1 Tanda
Vital
2 Status Generalis
B Pemeriksaan Fisis Status
Neurologis
1
Pemeriksaan Kesadaran: Kualitatif, Kuantitatif (GCS, )
2
Pemeriksaan Nervus Kranialis: (Nervus I – XII)
3
Pemeriksaan Motorik
4
Pemeriksaan Sensorik
5
Pemeriksaan Keseimbangan
6 Pemeriksaan Refleks
7
Pemeriksaan Fungsi Kognitif
3 Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan ini dapat dilakukan sesuai indikasi dan
kecurigaan dari keterlibatan organ target lainnya. Dapat dilakukan pemeriksaan
Laboratorium berupa Darah Perifer Lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal (ureum,
kreatinin), EKG, Radiologi, CT Scan, dll.
Komentar
Posting Komentar