Penanganan Kejang pada Anak



DEFINISI
Kejang : manifestasi klinis yang disebabkan à lepasnya muatan listrik di neuron. Dapat disertai oleh:  gangguan kesadaran, tingkahlaku, emosi, motorik, sensorik dan atau otonom
Manifestasi Klinis:
1.     gangguan eksitasi ( gangguan pada motorik, sensorik, otonom),
2.    gangguan Inhibisi ( gangguan kesadaran, tonus otot (-) à atonik)
Klasifikasi- tipe kejang:
1.     Fokal (sederhana, kompleks, fokal umum). à fokus lokal di otak, dapat melibatkan sistem motorik, sensorik maupun psikomotor.
2.    Umum (absans; mioklonik, tonik, klonik, atonik) à kedua hemisfer, dapat berupa kejang non-konvulsif (absans) dan konvulsif

ü  Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang parsial
ü  Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar.  Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, dan di antara 2 bangkitan kejang anak sadar. Kejang berulang terjadi pada 16% anak yang mengalami kejang demam
 
BAGAIMANA KEJANG BISA TERJADI?
Patofisiologi kejang : tingkat selulerà berhubungan dengan terjadinya paroxysmal depolarization shift (PDS) yaitu depolarisasi potensial pascasinaps yg berlangsung lama. PDS à merangsang lepas muatan listrik berlebih à merangsang sel neuron lain untuk melepaskan muatan listrik bersama à timbul hipereksitabiitas neuron otak.
Apa penyebab adanya PDS?
1.     Kemampuan membran sel melepaskan muatan listrik berlebihan
2.    Berkurangnya inhibisi oleh neurotransmiter asam gama amino butirat/ GABA
3.    Meningkatnya eksitasi sinaptik oleh neurotransmiter glutamat dan aspartan melalui jalur eksitasi yang berulang
Pendekatan Kejang:



*      Kejang Demam
Kejang demam à bangkitan kejang (pada anak berumur 6 bulan - 5 th) yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 380C, dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.
Faktor kejang demam
-      Imaturitas otak dan termoregulan
-      Demam: meningkatkan kebutuhan O2 dan Metabolisme basar à perubahan difusi Na dan K à Perubahan beda potensial membran sel neuron à pelepasan muatan listrik.





Cara membedakan KDS (Kejang Demam Sederhana)  dan KDK (Kejang Demam Kompleks)



*      Infeksi SSP

Pungsi Lumbal: jarum spinal no 23, lokasi L 3-4,
 


*      Epilepsi dg Infeksi Ekstra Kranial
*      Epilepsi
penyebab terjadinya kejang


1.     Kejang Demam Infeksi: meningitis, ensefalitis. Meningitisà pebengkakan membran otak dan spinal cordßBakteri, Virus. Bakteri à bahaya. Demam, diare, yeri tenggorokan, ruam kulit.
2.    Gangguan Metabolik: Hipoglikemi, hipokalsemia, hiponatremia, hipoksemia, gagal ginjal. Dapat didahului: diare, muntah, gagal ginjal, sepsis. Cek: elektrolit, AGD, GDS
3.    Trauma Kepala: Riwayat traumaà peningkatan Tekanan intrakranial: UUB menonjol, sakit kepala, muntah, penurunan kesadaran
4.    Penghentian OAE (Obat Anti Epilepsi)
5.    Lain-lain : tumor, perdarahan, tetanus (kejangnya sadar)

TATALAKSANA KEJANG
Tata laksana kejang meliputi :
1.     stabilisasi pasien,
2.    identifikasi etiologi,
3.    terapi sesuai dengan etiologi, dan
4.    pemantauan secara berkesinambungan

Pasien datang masih kejang à diazepam IV (0,2-0,5 mg/kgBB, kec 2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dosis maksimal 10 mg)
Diazepam rektal (dosis 0,5-0,75 mg/kg BB, max 2 kali, interval waktu 5 menit) atau pemberiannya berdasarkan BB
-      BB < 12 kg à 5 mg
-      BB > 12 kg à 10 mg
*cara pemberian masukan hingga kejang berhenti jadi tidak harus habis sebanyak dosis yang diberikan. Waspadai efek samping pemberian diazepan yaitu: depresi nafas.
OBAT
1.     Demam à antipiretik
2.    Antikonvulsan
Antikonvulsan intermiten (diberikan hanya pada saat demam)
Antikonvulsan rumatan (indikasi: kejang fokal, > 15 menit, ada kelainan neurologis)
Fenobarbital (3-4 mg/kg/hari), asam valproat (pilihan utama, dosis 15-40 mg/kg/hari; dibagi 2 dosis)
Lama pengobatan rumat: 1 tahun, penghentian saat anak tidak demam.



Referensi:
·         Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmadja I, Handryastuti S. Rekomendasi penatalaksanaan kejang demam. Unit kerja koordinasi neurologi IDAI 2016.
·         Buku Ajar PGD IDAI 2011


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pediatric Nutrition Care

Pemasangan WSD (Water Seal Drainage) / Chest Tubes

Cara Membaca Foto Rongent Thorax