Manajemen Malnutrisi pada Anak
Malnutrisi masih
menjadi masalah kesehatan utama di negara sedang berkembang dan
melatarbelakangi (underlying factor)
lebih dari 50% kematian balita.
Diagnosis Severe acute malnutrition atau
Malnutrisi akut berat (MAB):
1. Terlihat sangat kurus
2. BB/PD < -3SD dari median WHO child
growth standar
3. Didapatkan edema nutrisional
4. Pada anak 5- 59 bulan à Lingkat lengan atas (LiLA) < 11,5 cm

Marasmus dan
kwashiokor adalah hasil akhir dari tingkat keparahan penderita gizi buruk. Marasmus: tubuh sangat kurus disertai
tanda ikutannya. Kwashiokor: edema,
diawali edema punggung kaki selanjutnya dapat menyebar ke seluruh tubuh.

WHO membagi
malnutrisi menjadi 2 kategori yaitu:
1. Severe
acute malnutrition (MAB)
2. Moderate
acute malnutrition
Tatalaksana
penderita MAB dibagi menjadi 2:
1. MAB dengan komplikasi à dirawat di RS
2. MAB tanpa komplikasi à tidak perlu rawat inap. Outpatient Therapeutic Program (OTP)
Pada penderita gizi buruk, seluruh organ
tubuhnya mengalami atrofi (otot, usus, liver, pankreas dll), lemak menipis, kemampuan
memproduksi enzim terbatas, kekebalan terganggu dan reaksi tubuh sangat kacau
(terdapat infeksi tetapi justru hipotermi dan leukopeni) dan didapatkan
gangguan elektrolit.

1. Stabilisasi
2. Transisi
3. Rehabilitasi
Dengan kebutuhan
energi pada setiap fasenya adanya seperti pada tabel tersebut diatas.
Langkah 1. Atasi/cegah Hipoglikemia
Semua anak gizi buruk berisiko terjadi
hipoglikemia (kadar gula darah < 54 mg/dl) dan sering menjadi penyebab
kematian pada 2 hari pertama perawatan.
Hipoglikemi dapat terjadi karena: infeksi
berat / anak tidak mendapat makanan 4-6 jam. Pada infeksi hipoglikemi biasa
muncul bersamaan dengan hipotermi. Hipotermi
(suhu < 350C aksila). Yang perlu dilakukan adalah
memberikan makanan dengan frekuensi sering yaitu setiap 2-3 jam.
*bila
pengukuran kadar glukosa darah tidak dapat dilakukan, anggaplah semua anak
dengan malnutrisi berat mengalami hipoglikemia danlakukan penanganan.
Langkah 2. Atasi/ Cegah Hipotermia
Suhu
aksila < 35 C. Beri makanan secara langsung, hangatkan anak dengan:
-
Memakaikan
pakaian tutupi dengan selimut hangat hingga kepala
-
Tempatkan
di dekat penghangat/ lampu (jangan menggunakan botol air panas)
-
Letakan
anak pada dada ibu / skin to skin dg cara kanguru lalu tutupi selimut keduanya
Monitor
dilakukan dengan mengukur suhu setiap 30 menit hingga mencapai susuh > 36,5
C.
*Bila
termometer suhu tidak ada dan suhu anak terlalu rendah untuk tercatat pada
termometer anggaplah bahwa anak mengalami hipotermia.
Langkah 3. Atasi/cegah Dehidrasi
Pada gizi buruk tanpa dehidrasi sulit
dinilai, seperti turgor kulit, mata cekung ini sering didapati pada gizi buruk
meskipun tidak dehidrasi. Diagnosis pasti dehidrasi adalah dengan pegukuran
berat jenis urin (>1030) selain tanda dan gejala klini khas biala ada
seperti rasa haus dan mukosa mulut kering.
Terapi: diberikan cairan dengan Banyak Natrium dan Sedikit Kalium
pada anak malnutrisi berat sehingga diberikan cairan rehydration solution fot malnutrition / ReSoMal. Dengan resep
resomal :
Karena sulit untuk memperkirakan status
dehidrasi dg melihat klinis saja pada anak malnutrisi berat maka asumsikan
bahwa setiap anak dengan diare cair dapat mengalami dehidrasi dan diberikan:
-
ReSoMal
5ml/kg setiap 30 menit selama 2 jam pertama, baik per oral ataupun NGT
-
5- 10
ml/kg/jam selama 4- 10 jam berikutnya.
-
Bila
sudah rehidrasi, hentikan Resomal lanjutkan dengan F75 setiap 2 jam.
-
Bila masih
diare, beri resomal setiap anak diare: anak < 2 tahun 50-100 ml dan anak
> 2 tahun 100-200 ml
Monitor kemajuan Rehidrasi, observasi
setiap 30 menit pada 2 jam pertama dan 1 jam untuk 6-12 jam selanjutnya.
Catatlah
-
Denyut
jantung
-
Frekuensi
napas
-
Frekuensi
miksi
-
Frekuensi
defekasi/muntah
Tanda keberhasilah rehidrasi lain: ada air
mata, mukosa mulut lembab, mata dan fontanella tidak cekung, turgor membaik.
Tanda Kelebihan cairan: meningkatnya frek
nafas, nadi, muncul/ bertambah edema dan palpebra bengkak.
Langkah 4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Semua anak malnutrisi berat mengalami
kelebihan Natrium sehingga hati-hati memberikan cairan tinggi Na dapat
menyebabkan kematian. Defisiensi kalium dan magnesium juga terjadi dan
membutuhkan waktu minimal 2 minggu untuk koreksi. Adanya edema dapat disebabkan
oleh adanya ketidakseimbangan elektrolit sehingga Jangan memberikan diuretik
sbg terapi edema.
Berikan:
-
Ekstra
kalium 3-4 mmol/kg/hari
-
Ekstra
magnesium 0,4-0,6 mmol/kg/hari
-
Saat
rehidrasi, berikat cairan rendah Natrium (misal ReSoMal)
-
Siapkan
makanan tanpa garam
Langkah 5. Obati/cegah Infeksi
Pada malnutrisi sering terjadi infeksi
tersembunyi, karena tanda umum infeksi seperti demam, tidak sering bisa
dijumpai. Karena itulah pada kasus malnutrisi:
-
Rawat
inap diberi antibiotik spektrum luas
-
Vaksin
campak jika anak > bulan dan belum mendapat imunisasi (tunda jika kondisi
klini buruk/ sedang syok)
*beberapa memberikan
metronidazole 7,5 mg/kg tiap 8 jam untuk 7 hari untuk mempercepat perbaikan
mukosa usus, mengurangi risiko kerusakan oksidatif dan timbulnya infeksi
sistemik akibat pertumbuhan berlebih bakteri anaerob usus halus.
Pilihan antibiotik spektrum luas
a. Jika anak tidak ada komplikasi, tidak adana
infeksi nyata à
Kotrimokazol 5 ml larutan pediatrik 2 kali sehari PO selama 5 hari (2,5 ml jika
BB < 6 kg)
b. Jika terlihat sangat sakit (apatis,
letargi) / terdapat komplikasi à hipoglikemi, hipotermi, dermatosis, infeksi traktus urinarius
/ respiratorius berilah:
Ampisilin 50 mg/kg IM/IV per 6 jam untuk 2
hari
Lanjut Amoksisilin PO 15 mg/kg / 8 jam
untuk 5 hari
DAN ditambah Gentamisin 7,5 mg/kg BB IM/IV
1x sehari selama 7 hari
Jika tidak ada perbaikan klini 48 jam à Kloramfenikol 25 mg/kg IM/IV / 8 jam
selama 5 hari
Langkah 6. Mulai Pemberian makanan F-75
Hal
penting dalam pemberian makan pada fase stabilisasi adalah:
-
Pemberian
makanan porsi kecil, osmolaritas rendah, rendah laktosa (F75)
-
Pemberian
secara Oral / NGT
-
Energi
80 -100 kkal/kg BB/ Hari
-
Protein
1-1,5 mg/hari
-
Cairan
130 ml/kg bb/hari (100 cc/kg bb/ hari bila anak edema berat)
-
Bia
anak minum asi, lanjutkan ASI setelah formula dihabiskan
*Selama
fase stabilisasi, diare seharusnya berkurang dan edema juga berkurang yang
menyebabkan bb berkurang
Langkah 7. Pemberian makanan untuk Tumbuh Kejar F-100
Pada
fase rehabilitasi , target kenaikan BB , pencapaian asupan yang tinggi. Formula
yang dianjurkan F100 à 100
kkal/100 ml dan 2,9 G protein/100 cc.
Kesiapan
masuk fase rehabilitasi kembalinya nafsu makan sekitar 1 minggu setelah
perawatan. Fase transisi digunakan untuk mencegah risiko gagal jantung yg dapat
muncul bila anak mengkonsumsi makanan langsung dalam jumlah banyak.
Fase
Transisi
-
Ganti
formula F75 menjadi F100 dalam jumlah yg sama selama 48 jam.
-
Kemudian
vol ditambah bertahap 15 cc untuk anak kecil dan 25 cc untuk anak besar perkali
hingga angka yang memenuhi kebutuhan cairan.
-
Energi:
100-150 kkal/kgbb/hari
-
Protein
2-3 g/kgbb/hari
-
Bila
anak masih mendapat ASI, tetap berikan diantara pemberian formula
Monitor
-
Frekuensi
nafas
-
Frekuensi
nadi
FASE
REHABILITASI
-
Lanjutkan
penambahan vol F-100 hingga ada makanan sisa yg tidak termakan oleh anak
-
Pemberian
makanan setiap 4 jam
-
Energi:
150 -220 kkal/kg/hari
-
Protein:
4-6 g protein/kg/hari
Monitor
-
Timbang
BB setiap pagi, catat pertambahan BB dalam satuan gr/kgbb/hari
-
Kenaikan
BB BURUK: < 5 g/kgbb/hari à penilaian ulang, target asupan/ cek tanda infeksi
-
Kenaikan
BB SEDANG: 5 -10 g/kg bb/hari
-
Kenaikan
BB BAIK : > 10 g/ kgbb/hari
Langkah 8. Koreksi defisiensi mikronutrien
Semua anak malnutrisi berat mengalami defisiensi
vitamin dan mineral. Pemberian preparat besi pada fase awal dapat memperburuk
keadaan infeksi serta terjadinya reaksi oksidatif oleh besi bebas yang akan
merusak membran sel dan berakibat fatal. Pemberian suplemen besi dimulai saat
nafsu makan anak baik dan BB bertambah pada fase rehabilitasi.
Pemberian pada hari I:
-
Vitamin
A PO
-
Asam
folat 5 mg PO
Pemberian harian selama 2 minggu
-
Suplemen
multivitamin
-
Asam
folat 1 mg/hari
-
Copper
0,3 mg/kgBB/hari
-
Preparat
besi 3 mg/kg/hari (fase rehabilitasi)
Langkah 9. Memberikan stimuli fisik, sensorik dan
dukungan emosional
Pada
malnutrisi berat, didapakan perkembanganmental dan perilaku yg terlambat,
menyediakan
-
Perawtan
dengan kasih sayang
-
Kegembiraan
dan lingkungan nyaman
-
Terapi
bermain yang terstruktur 15 – 30 menit/ hari
-
Aktivitas
fisik sesuai denan kemampuan psikomotor anak
-
Keterlibatan
ibu (kenyamanan, makan, mandi, bermain)
Langkah 10. Persiapan tindak lanjut setelah
perawatan
Bila anak sudah
pulih dari keadaan malnutrisi, pola makan yg baik dan stimulasi fisik, sensorik
daat dilanjutkan dirumah. Tunjukan pada orang tua bagaimana:
-
Pemberian
makan secara sering dengan kandungan energi dan nutrien memadai
-
Berikan
terapi bermain yg terstruktur
Saran untuk orang
tua/ pengasuh
-
Membawa
anak kontrol secara teratur
-
Memberikan
imunisasi booster
-
Memberikan
vitamin A setiap 6 bulan
LATIHAN KASUS
Anak laki-laki 15
bulan, BB 65 kg, panjang badan 75 cm, datang dengan diare. Terlihat tampak
kurus dan pemeriksaan fisik menunjukan adanya baggy pants . Lakukan Pediatric Nutrition Care untuk pasien ini!
*baggy pants adalah gambaran berkurangnya
masa/lemak di gluteal.
Tahapan Pediatric
Nutrition Care ada 5:
1. Assesment
2. Requirement
3. Rute
4. Regimen
5. Evaluation
1 Assesment & Status Nutrisi
Clinical sign/
Problem:
a. Redflag: Diare, muntah, refluk, demam
b. Pertumbuhan
BB/U
(WFA) à Berat
Badan Normal, Underweight, Severe Underweight.
BB ideal bukan dilihat dari WFA
tetapi dari WFL.
TB/U
(LFA) à Perawakan
Normal, Pendek (stunted),
Sangat Pendek (Severe stunted).
Usia Tinggi (dg TB yg dimiliki anak saat ini Normal untuk
umur berapa) = 11 bulan
BB/TB
(LFA) àStatus
Gizi Obesitas,
Overweight, Risiko tinggi overweight, Normal, Gizi Kurang, Gizi Buruk
BB Ideal: 9,5 kg
BMI :
Dilihat bila di LFA ada risiko Obesitas. -
c. Perkembangan
Yang
dilihat dalam perkembangan
-
Motorik
kasar
-
Motorik
halus
-
Bahasa
-
Personal
behaviour
-
d. Dietary Pattern
-
ASI:
frekuensi, durasi, volume
-
Formula:
jumlah, frekuensi pemberian, pembuatann
-
Makanan:
karbohidrat, protein, lemak
-
Cara
pemberian, tekstur makanan
2 Requirement
Kebutuhan Kalori =
BB ideal x RDA usia tinggi
= 9,5 x 110 = 1045
à 1000 kkal
*BB Ideal = 9,5 kg
*RDA usia Tinggi
11 bulan = 110 kkal/kg/hari
Recommended Daily Allowance (RDA)
Anak Malnutrisi +
Diare à Lihat tanda dehidrasi kemudian tangani
dehidrasi dengan Resomal
-
ReSoMal
5ml/kg setiap 30 menit selama 2 jam pertama, baik per oral ataupun NGT
-
5- 10
ml/kg/jam selama 4- 10 jam berikutnya.
-
Bila
sudah rehidrasi, hentikan Resomal lanjutkan dengan F75 setiap 2 jam.
-
Bila
masih diare, beri resomal setiap anak diare: anak < 2 tahun 50-100 ml dan
anak > 2 tahun 100-200 ml
MENGGUNAKAN MANAJEMEN MALNUTRISI (10 tahap)
Temukan &
tangani keadaan emergensi
1 Hipotermia
2 Hipoglikemia
3 Dehidrasi
4 Elektrolit
Imbalance
5 Temukan dan
tangani Infeksi
Manajemen
malnutrisi
Pemberian F-75
(stabilisasi)
-
Cairan
130 ml/kg bb/ hari à 130 ml x
6,5 kg = 845 mL
-
Energi
: 80 -100 kkal/kgbb/ hari à (80 -100)
x 6,5 kg = 520 – 650 kkal
-
F -75 à 100 cc = 75 kkal. ASI/ FORMULA 100 cc= 67
kkal
Volume F-75 yg digunakanà 100 ml/ 75 kkal = X ml / (520 -650) kkal
X
ml = 100 ml (520- 650) kkal / 75 kkal = 693 – 866 ml à ingat kebutuhan cairannya tadi 845 kan,
sudah masuk dalam rentangnya.
Frekuensi pemberian : setiap 2-3 jamà 8 x 100 ml (cairannya 800 ml/ 6,5 kg = 133 ml/kg/hari à medekati rentang keb. Cairan yaitu 130
ml/kgbb/hari)
Pemberian F-75 –>
F-100
(Transisi)
-
Cairan
150 ml/kg bb/ hari
-
Energi
: 100 -150 kkal/kgbb/ hari
Dari
fase stabilisasi F-75: 8 x 100 ml (123 ml/kg/hari) à naikan bertahap 15 - 25 cc
8
X 125 ml (154 ml/kg/hari à keb cairan
150 ml/kg/hari jadi sudah memenuhi keb cairannya)
Pemberian F-100
-
Cairan
150 ml/kg bb/ hari
-
Energi
: 150 -220 kkal/kgbb/ hari
Dari
fase transisi F-75 8 x 125 ml (154 ml/kgBB/ hari) à Ubah jadi F-100: 8 X 125 ml (154 ml/kgBB/
hari)
3 Rute
OralàEnteralàParenteral
4 Regimen
F-75, F-100, ASI
5 Evaluation
Peningkatan BB:
-
Timbang
BB setiap pagi, catat pertambahan BB dalam satuan gr/kgbb/hari
-
Kenaikan
BB BURUK: < 5 g/kgbb/hari à penilaian ulang, target asupan/ cek tanda infeksi
-
Kenaikan
BB SEDANG: 5 -10 g/kg bb/hari
-
Kenaikan
BB BAIK : > 10 g/ kgbb/hari
Referensi
§
Susanto
JC, Mexitalia M, Nasar SS. BAB 10. Malnutrisi akut berat dan terapi nutrisi
berbasis komunitas. Buku ajar nutrisi pediatrik & penyakit metabolik. IDAI.
2011. P.128-54.
§
PPM
IDAI Jilid 1.
§
Yuliarti
K. Workshop for undergraduate student: Pediatric Nutrition Care. Division of
nutrition and metabolic diasease departement of pediatric, Faculty of medicine
Universitas Indonesia. RSCM. 2017.
Komentar
Posting Komentar